Kehidupan Nabi Priode Makkah

KEHIDUPAN NABI PERIODE MAKKAH

Sejarah peradaban islam adalah mempelajari perkembangan historis umat islam dan seluruh aspek kehidupannya. Pengetahuan dan pemahaman sejarah sangat diperlukan untuk mengenal masa lalu, memahami masa sekarang dan memprediksa masa depan, serta dapat membentuk perilaku dan sikap keislaman yang positif seperti yang dicontohkan oleh pelaku sejarah masa lampau.[1]
Nabi Muhammad menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun, ajaran yang dibawa nabi adalah ajaran tauhid. Perjuangan nabi untuk menyebarkan ajaran Islam penuh dengan cobaan, bahkan dari kaumnya sendiri yang secara terang-terangan menentang nabi Muhammad.Mereka dengan kejam menyiksa pengikut-pengikut nabi.Tapi nabi tetap teguh untuk menjalankan misi dakwahnya. Dalam makalah ini akan membahas tentang KEHIDUPAN NABI PERIODE MEKKAH, semoga bermanfaat bagi kita semua.

1.      Kehidupan Ekonomi Masyarakat Mekkah
Mekkah pada saat munculnya islam, berkembang pesat dan menjadi pusat perdagangan yang paling penting. Pada waktu itu mekkah adalah kota dagang yang ramai dan sibuk, yang hampir memonopoli perdagangan antara lautan india dan mediteranian. Suku quraisy melakukan semua upaya untuk meningkatkan perdagangan di mekkah.Mereka berhasil membangun hegemoni perdagangan.Kafilah-kafilahnya tersebar luas, menguasai titik-titik perdagangan internasional.Saudagar-saudagar penting di mekkah menjadi kaya raya dan mengontrol semua kehidupan ekonomi.Mekkah menjadi pusat perdagangan internasional. Para saudagar dari berbagai negara berdatangan ke mekkah untuk membuka usaha baru, mereka yang ingin mencari berkahdi mekkah hanya tinggal menghentikan kafilahnya saja disana (dan inilah yang dilakukan muhammad untuk enguasai perdagangan di mekkah). Montgomery wabt berkata, “Mekkah lebih dari sekedar pusat perdagangan, ia adalah pusat keuangan, bahkan jelas terlihat adanya berbagai aktifitas keuangan yang sangat kompleks di mekkah.Para saudagar terkemuka mekkah adalah orang-orang yang ahli dalam masalah keuangan, cakap dalam menghitung untung rugi, dan berminat untuk menenemkan investasi yang menguntungkan ke luar mulai dari Aden sampai Gaza atau Damaskus.
Pada masa muhammad banyak penduduk mekkah yang hidup dengan cara berdagang. Meskipun begitu, di mekkah belum ada organisasi negara, satu-satunya lembaga pemerintahannya adalah senat yang disebut mala’a .namun ini hanyalah lembaga musyawarah yang tidak punya hak eksekutif. Karena berkembangnya ekonomi mekkah, maka muncullah individualisme.Setiap orang bekerja untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan kolektif sukunya.Sehingga timbul pertentangan dan konflik. Untuk menghadapi konflik ini Nabi Muhammad memperlihatkan sifat revolusioner agama islam. Beliau menghimbau pedagang-pedagang kaya mekkah untuk memperhatikan nasib kaum fakir dan miskin, yatim piatu, dan para janda.
Nabi Muhammad mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun masyarakat arab awal, yaitu dengan memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat pada waktu itu yaitu pemikiran keagamaan.[2]

2.      Peristiwa Penting Yang Terjadi Di Mekkah Pada Masa Nabi.
a.      Penaklukan Kota Mekkah.
Setelah perjanjian hudaibiyah, suku Khuza memproklanirakan diri untuk bersekutu dengan Nabi.Sedang suku Bani Bakar bersekutu dengan Kafir Qiraisy.Berselang 2 tahun setelah perjanjian hudaibiyah Suku Bani Bakar dan Kafir Quraisymenyerbu dan membantai suku khuza.Kemudian perwakilan dari suku khuza menghadap Nabi di Madinah untuk meminta bantuan.Kemudian Nabi mengirm duta untuk membawa misi perdamaian dengan usulan sebagai berikut.
1.      Orang Quraisy narus membayar ganti rugi terhadap para korban suku khuza, atau
2.      Oarang quraisy mekkah harus manghentikan persekutuan mereka dengan suku Bana Bakar, atau
3.      Orang quraisy harus menyatakan pembatalan terhadap perjanjian hudaibiyah.
4.      Kafir quraisy memilih alternatif ketiga, sehingga tidak ada pilihan lain kecuali harus berperang. Nabi mengumpulkan pasukan terbesar dalam sepanjang sejarah yaitu 10.000 pasukan untuk mengadakan penyerangan ke kota Mekkah. Akhirnya Nabi berhasil menaklukkan kota mekkah tepat tanggal 1 januari 630 M.
            Abu sufyan yang sidah tidak berdayaakhirnya keluar kota mekkah bersama pemuka quraisy dan dibuat terheran-heran karena Nabi justru mengampuni mereka. Nabi memesuki kota Mekkah tanpa perlawanan sedikitpun.
            Penaklukan kota Mekkah ini menjadikan islam sebagai penguasa politik tunggal di jazirah Arab. Dan mengangkat kedudukan Nabi sebagai penguasa tertinggi di jazirah ini.Ini adalah lambang kemenangan kebenaran dan terpupusnya kebatilan di Mekkah.
b.      Perang Hunain
Setelah penaklukan kota mekkah, Nabi terlibat peperangan dengan suku Hawazin yang melepaskan diri dari Mekkah dan membentuk pemerintahan sendiri. Lalu Nabi mengirim sebuah pasukan untuk memeranginya dan skhirnya dimenangkan oleh pasukan islam.
c.       Peristiwa Tabuk
Pada tahun ke-9 h, kaisar romawi Heraclius bersiap-siap melancarkan penyerbuankemadinah .Dia iri atas kebangkitan politik di madinah.Nabi menyiapkan 4000 pasukan setelah mengetahui rencana Heraclius. Namun dia menjadi gentar dan merasa tidak mampu menyiapkan pasukan sebesar itu dan menandingi kekuatan islam. Karena itu Heraclius membatalkan rencana penyerangannya.Setelah beberapa hari tinggal di tabuk kekuatan musuh tidak muncul juga, akhirnya nabi kembali ke madinah. Sesampai dari tabuk beberapa utusan negeri-negeri arab menyatakan persekutuan dan menjalin kerjasama dengan nabi. Satu persatu suku-suku arab masuk islam dan para penyembah berhala berbondong-bondong memeluk islam.
d.      Haji Wada’ (Haji Perpisahan)
Pada tahun kesepuluh hijriyah, Nabi merasa bahwa misi dakwahnya telah sempurna.Beliau menyadari bahwa masa hayatnya sudah dekat. Karena itu Nabi nmenunaikan haji yang terakhir yaitu “ haji wada’ ” pada tanggal 23 februari 632 M. bersama rombongan besar umat islam dan menyembelih kurban 100 ekor unta.
Pad tanggal 8 dzulhijjah , Nabi meninggalkan Nabi meninggalkan Mekkah dan bermalam di mina. Setelah shalat subuh Nabi menuju ke Jabal Arafah untuk menyamoaikan khutbahnya. Pesan yang terkandung dalam khutbah ini masih membekas di sanubari umat islam. Pesannya diantaranya adalah sebagaimana di bawah ini.
“Wahai umat manusia, perhatikanlah pesan-pesanku ini, saya tidak yakin benar bahwasanya saya akan tetap bersama kalian setelah tahun ini.Ingatlah bahwa kamu sekalian harus senantiasa menghadapkan diri kepada Tuhanmu yang memerintahkan kamu mengabdi kepada-Nya dalam seluruh aktifitas hidupmu.” Kemudian Nabi menerima wahyu yang terakhir surat al-maidah:5. Nabi meninggalkan arafah dan bermalam di musdalifah.
Dua bulan setelah haji wada’, Nabi Muhammad menyampaikan misi penyebaran islam ke negeri perbatasan syiria. Namun sebelum ekspedisi itu berhasil Nabi menderita sakit pada tahun kesebelas hijriyah, setelah 11 hari menderita sakit, beliau melepaskan nafasnya yang terakhir di rumah aisyah, dan di tempat inilah beliau dimakamkan.[3]

3.      Perkembanga Kota Mekkah pada masa Nabi.
A.Nabi Muhammad Sebagai Pembaharu
            Sebelum masa nabi, kehidupan di negeri arab dalam kondisi kekacauan dan kebobrokan moral. Tidak ada bangsa yang sekacau dan serendah bangsa arab pada waktu itu, Nabi Muhammad berjuang keras untuk menyelesaikannya. Dan dalam waktu yang singkat sekitar 22 tahun, nabi berhasil mengubah kekafiran dan kemusyrikan bangsa arab menjadi bangsa yang religius.
            Nabi Muhammad juga melakukan pembaharuan yaitu penghapusan kasta sosial, nabi menghilangkan jurang pemisah antar sesama umat yang didasarkan harta,jabatan,keturunan,dan warna kulit. Sesama manusia dihadapan Allah sama, yang paling mulia adalah yang paling taat kepada Allah. Nabi juga menghapus system perbudakan.
            Pembaharuan yang paling menonjol adalah mengenai kedudukan  sosial wanita. Sebelum islam wanita diperlakukan secara hina seperti hamba sahaya dan diperjual belikan. Nabi berusaha mengentaskan kondisi wanita pada waktu itu. Beliau mengatakan “Surga dibawah telapak kaki ibu”, ”Istri adalah permaisuri rumah tangga”. Laki-laki terbaik diantara kamu adalah mereka yang paling baik perlakuannya terhadap istrinya.Nabi juga menghentikan tradisi membunuh anak perempuan, berhasil menghapus perjudian, dan pertumpahan darah di negeri Arab.
B.Nabi Sebagai Pendiri Bangsa
            Sebelum masa nabi Muhammad, tidak pernah terbentuk persatuan dan kesatuan di Jazirah Arab.Menyadari kondisi yang menyedihkan itu, nabi mencurahkan seluruh waktunya untuk kesejahteraan bangsa Arab.Sebuah piagam madinah yang dicontohkan nabi memberikan jaminan kebebasan hidup, hak milik, dan kebebasan beragama.
            Nabi berjuang untuk menegakkan persatuan dan kesatuan. Nabi berhasil mendirikan sebuah Negara madinah dan memperlakukan kedudukan yang sama bagi semua-semua kelompok.[4]

KESIMPULAN
1.Mekkah terletak  dijalur perdagangan internasional, sehingga menjadi pusat perdagangan yang penting. Mekkah adalah kota yang makmur, sebagian besar penduduknya hidup dengan berdagang. Namun dengan perkembangan ekonomi yang pesat, menyebabkan munculnya individualisme.Menghadapi konflik ini nabi menetapkan konsep zakat, bukan pajak.Karena pada waktu itu mekkah belum ada organisasi pemerintah.
2.Peristiwa penting yang terjadi di mekkah di antaranya penaklukan kota mekkah,perang hunain,peristiwa tabuk, dan haji wada’.
3.setelah berhasil menaklukan kota mekkah, nabi melakukan pembaharuan seperti penghapusan kasta sosial, perbudakan, perjudian, dan menghentikan tradisi membunuh anak perempuan dalam waktu yang singkat. Nabi juga berhasil mendirikan sebuah Negara, menegakkan persatuan dan kesatuan, dan memperlakukan kedudukan yang sama bagi semua kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
                   Ali,k.prof,Sejarah Islam(Tarikh pra modern),2003.Jakarta:PT Rajagrafindo.
Engineer,Ali Asghar,Asal Usul dan Pengembangan Islam,1999.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offest.
Fadil,Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah,2008.Malang:UIN Malang Press.



[1]Fadil,pasang surut peradaban islamdalam lintasan sejarah. (UIN Malang Press,2008)
[2] Asghar Ali Engineer,Asal usul dan perkembangan Islam,(Yogyakarta:1999).hal 61-80
[3] Prof.k.Ali,Sejarah Islam(Tarikh pra modern),(Jakarta:2003)
[4]Ibid.hal 113

0 komentar:

Posting Komentar