Prinsip-prinsip dalam melaksanakan penilaian
dalam
menilai dan memberikan evaluasi kepada peserta didik, ternyata tidak semudah membalikan
telapak tangan. Dibutuhkan beberapa prinsip dengan tujuan agar adanya
standarisasi hasil penialaian dan evaluasi. Selain itu juga dibutuhkan prosedur
dan teknik, dengan hal ini diharapkan pelaksanaan evaluasi dapat mencapai
tujuan dan hakekat nya, selain itu perlu adanya beberapa alternative yang akan
digunakan sebagai sarana mengetahui hasil belajar peserta didik.
Karena
pentingnya pembahasan materi-materi di atas maka perlu kiranya ada ulasan
singkat dan dapat dalam menjelaskan dan menetukan mekanisme pelaksanaan penilaian
di dalam kelas.
A.
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
Evaluasi hasil
belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaanya berpegang
pada tiga prinsip dasar, yakni :
1.
Prinsip Keseluruhan (Komprehensif)
Dengan prinsip
keseluruhan ini, dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar dapat apabila evaluasi
tersebut dilaksanakan secara bulat utuh atau menyeluruh[1]
Dalam evaluasi
belajar ada tiga aspek yang harus diungkap yakni aspek kognitif, Berfikir, sikap
atau nilai dan aspek ketrampilan yang kesemuanya melakat dalam diri setiap
individu peserta didik.[2]
Dengan prinsip
menyeluruh ini, diharapkan pendidik sebagai evaluator dapat mengerti dana
memahami bahan-bahan keterangan dan informasi lengkap menganai keadaan subjek
peserta didik yang dijadikan sasaran evaluasi.
2.
Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)
Menurut prinsip ini
evalusi yang baik adalah evaluasi yang dilakukan sambung menyambung dari waktu
ke waktu, teratur, terencana dan terjadwal. Hal positif yang dapat didapat dari
pengaplikasiannya adalah pendidik dapat menerima informasi yang dapat memberikan
gambaran mengenai kemajua an atau perkembangan peserta didik sejak dari awal
mula mengikuti program pendidikan yang mereka tempuh.
3.
Prinsip Objektivitas
Dalam
pelaksanaanya evaluator harus senantiasa berfikir dan bertindak wajar menurut
keadaan yang wajar tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat
subjektif. Jika yang terjadi adalah sebaliknya maka akan mempengaruhi kemurinian
dari hasil evaluasi sendiri.
Dalam buku Penilaian
berbasis kelas yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan menyebutkan bahwa Prinsip
umum penilaian Berbasis kelas ada banyak sekali diantaranya ;
1.
Valid.
Penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan
menggunakan alat yang dapat dipercaya dan shohih. Ada empat jenis validitas
yakni validitas isi, validitas bangun pengertian, validitasramalan, dan
validitas persamaan.[3]
2.
Mendidik. Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif terhadap
pencapaian hasil belajar siswa,dirasakan sebagai penghargaan yang memotivasi
bagi siswa berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan yasil
belajar yang kurang maksimal
3.
Adil
dan Objektif. Penilaian harus
adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-membedakan latar belakang dari
siswa,
4.
Terbuka. Kriteria Penilaian hendaknya terbuka bagi semua kalangan sehingga
keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepetingan
5.
Berkesinambungan. Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan teratur terus
menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran terkait perkembangan
hasil belajar siswa.
6.
Menyeluruh. Penilaian hasil belajar siswa hendaknya dilakukan secara
menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik serta berdasarkan berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan
berbagai bukti dan hasil belajar siswa
7.
Bermakna. Penilaian idealnya mudan difahami dan ditindak lanjuti oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.[4]
Dalam
literlatur yang lain disebutkan ada beberapa prinsip penilaian kelas yakni: motivasi,
validitas, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, menyeluruh, edukatif.[5]
B.
TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN
1.
Test Tulis
Tujuan
penggunaan tes adalah Mendiagnosa siswa, Menilai Kemampuan siswa (ketrampilan
dan pengetahuain atau pemahaman), Memberikan bukti atas kemampuan yang telah
dicapai baik secara individu maupun kelompok, Monitoring standar Pendidikan.
a.
Bentuk Dan Ragam Test dan Penakaranya
1)
Objektif
a) Pilihan Ganda
Pedoman
pembuatan test pilihan ganda adalah Pokok Soal harus jelas, Isi pilihan jawaban
homogeny, Panjang pilihan jawaban relative sama, Tidak ada petunjuk jawaban
benar, Hindari menggunakan jawaban semua benar atau semua salah, Pilihan
jawaban angka diurutkan, Semua pilihan jawaban logis, Jangan mengguanakan
negative ganda, Kalimat yang digunakan sesuai dengan perkembangan peserta test,
Bahasa yang digunakan baku, Letak pilihan benar ditentukan secara acak, Penulisan
soal diurutkan ke bawah
Contoh
: Perintah untuk menaati Allah Rosul-Nya dan ulul Amri terdapat dalam Qur’an
Surat :
a.
An-Nisa’ :105
b.
An-nisa : 59
c.
Ak-baqarah : 10
d.
Al-Baqarah :105
b) Benar- Salah
Bentuk soal ini mempunyai dua kemungkinan jawaban yakni benar
salah atau ya dan tidak. Dalam menyusun intrumen pertanyaan benar salah harus diusahakan
menghindari kata terpenting. Selalu tidak pernah, hanya, sebagian besar dan
kata-kata lain yang sejenis karena dapat membingunkan peserta test dalam
menjawab. Rumusan butir soal harus jelas dan pasti benar pasti salah. Kata
“bukan” contoh soal benar salah yaitu :
Kholifah
Umat Bin Khatab mendapat julukan “Pedang Allah”
c) Menjodohkan
Bentuk ini
cocok untuk mengetahui fakta dan konsep cakupan materi bisa banyak namuan
tingkat berfikir yang terlibat cenderung rendah, contoh :
Jodohkan arti surat berikut dengan sifat wajib bagi Allah. Tulislah
nomor abjad dibekalakkang pernyataan/soal yang kamu
anggap benar:
1.
Sesungguhnya
Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu (Q. S. Al-Baqarah :20)
1.
Allah,
tidak ada Tuhan melainkan dia, yang hidup
kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. (Q.S.Ali-Imron:2)
Dialah yang awal dan
yang akhir yang zahir dan yang batin dan dia maha mengetahui atas segala
sesuatu. (Q.S. Al-Hadid :3)
a. Wujud
b. Baqa’
c. Hayat
d. Qiyamuhu Binafisi
2)
Non-Objektif
|
a)
Jawaban Singkat atau Isian Singkat
Pendidik
menyediakan kertas kosong yang digunakan sebagai media untuk menuliskan jawaban,
dapat berupa pertanyan atau melengkapi atau isian. Penskoran isian dapat dilakukan
dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah.contok
adalah “Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir disebut hadits”
b)
Soal Uraian
Ø Uraian Objektif
Pertanyaan yang
sering digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya.
Langkah-langkah
membuat test uraian objektif adalah : Menulis soal pada indicator berdasar
kisi-kisi, Mengedit pertanyaan. Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan
beberapa hal diantaranya :
(1)
Apakah
pertanyaan mudah dimengerti
(2)
Apakah
data sudah benar
(3)
Apakah
tata letak keseluruhan baik
(4)
Apakah
pemberian bobot skor sudah tepat
(5)
Apakah
kunci jawaban sudah benar
(6)
Apakah
waktu yang digunakan untuk mengerjakan sudah cukup
(7)
Pemberian
skor pada instrument.
Ø Uraian Bebas
Bentuk ini
dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam ranah kognitif
Kaidah
penyusunan instrmen ini adalah :
(a)
Gunakan
kata-kata seperti uraikan, jelaskan, deskripsikan, dll
(b)
Hindari
pertanyaan apa, siapa dan bilamana
(c)
Pastikan
menggunakan bahasa yang baku
(d)
Hindari
penggunaan kata-kata yang mempunyai tafsiran ganda
(e)
Buat
petunjuk pengerjakan soal
(f)
Buat
kunci jawaban
(g)
Buat
pedoman penskoran. Untuk memudahkan penskoran dibuat rambu jawaban yang akan
digunakan sebagai acuan.
Contoh
:
Jelaskan
Penggunaan sumber-sumber hokum Islam
Langkah
Penskoran :
Langkah
|
Kunci
Jawaban
|
Skor
|
1
|
Al-Qur’an sebagai sumber hokum Islam yang pertama mempepunyai
komponen dasar hokum yaitu :
1.
Rukun
Iman (Aqidah)
2.
Hokum
Mu’amalah (hubungan manusia dengan Allah dan Sesamanya)
3.
Hokum
Syari’at
|
4
|
2
|
Jika tidak ditemukan dalam Al-Qur’an maka yang digunakan adalah Al-Hadits
sebagai sumber hokum yang kedua. Fungis dari hadits ini adalah menetapkan
hokum yang tidak ada dalam Al-Qur’an
|
3
|
3
|
Ijtihad merupakan sumber hokum yang ketiga setelah tidak
ditemukan dalam Al-QUr’an dan Al-Hadits
|
3
|
Ø Pertanyaan Lisan
Penskoran pertanyaan
lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s.d. 10, 0 s.d. 100. Untuk
mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi maka perlu dibuat rambu-rambu
jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh :sebutkanlah dalil naqli serta
artinya tentang Ijtihad.
2.
Penilaian
Kinerja (Performance assessment)
a.
Langkah-Langkah
yangdapat ditempuh :
1)
Melakukan
identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang dilakukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir (Output) yang terbaik
2)
Menuliskan
perilaku spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan
menghasilkan out put yang baik
3)
Membuat
criteria yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua mudah untuk
diamati selam proses evaluasi
4)
Mendefiniskan
serta mengurutkan criteria kemampuan yang akan diukur
5)
Periksa
dan bandingkan dengan criteria terdahulu.
b.
Metode
yang dapat digunakan
1)
Metode
holistic yakni diberikan ketika penskor memberikan nilai berdasarkan penilaian
mereka secara keseluruhan
2)
Metode
analytic yakni penilaian dilakukan dari berbagai aspek yang berhubungan dengan kinerja
yang dinilai. Dapat menggunakan checklist dan ratting sale
3.
Penilaian portofolio
Adalah suatu kumpulan atau berkas
pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian[6]
Selain klasifikasi di atas, ada beberapa klasifikasi alternative penilaian
yang lain, sebagaimana yang termaktub dalam Penilaian berbasis kelas, Penilaian
Portofolio disebutkan bahwa jenis-jenis penilaian berbasis kelas diantaranya :
Test Tulis, Test Pebuatan, pemberian tugas, penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian sikap, dan penilaian portofolio.[7]
Jenis Tagihan adalah kegiatan
untuk memperoleh data sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam penguasaan kompetensi dasar, ada beberapa cara yang digunakan
diantaranya pertanyaan lisan, kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas
kelompok, ujian blok (pilihan ganda, uraian atau campuran dari keduanya), ujian
semester.[8]
b.
Teknik Penilaian
1.
Penilaian
Unjuk Kerja (menilai ketrampilan)
Teknik yang digunakan test praktik, Penilaian kinerja, Penilaian
Produk, Penilaian Projek
2.
Penilaian
Sikap (menilai sikap kecenderungan bertindak dalam merespon nilai seseorang).
Teknik yang digunakan observasi tingkah laku, pertanyaan langsung,
laporan pribadi
3.
Penilaian
tertulis
Teknik yang digunakan adalah soal dengan memilih jawaban, soal
dengan menyuplai jawaban,
4.
Penilaian
Proyek (tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu)
Teknik yang digunakan perencanaan, proses pelaksanaan tugas, kemudian
meyiapkan laporan tertulis.[9]
5.
Penilaian
Produk (ketrampilan membuat produk tertentu)
Teknik holistic (kesan keseluruhan dari produk) dan analitik (yang
dipandang adalah aspek-aspek produk).[10]
C.
PROSEDUR DAN MEKANISME PENILAIAN BERBASIS KELAS
1.
Prosedur Penilaian Berbasis Kelas
Ada beberapa prosedur penilaian yang dapat dipraktekan dalam penilaian
berbasis kelas diantaranya;
a.
Prosedur
yang tidak membedakan dengan jelas adanya dua fase yakni fase pengukuran dan
penilaian. Kelemahan yang mencolok adalah rancunya hasil penilaian karena tidak
adanya pembedaan dalam peskoran dan penilaian hasil belajar peserta didik
b.
Prosedur
yang telah membedakan antara fase penskoran dan penilaian, prosedur penilaian
dengan membuat peringkat skor-skor dalam bentuk table table distribusi.
c.
Prosedur
penilaian dengan menggunakan presentasi. Banyak digunakan karena kesederhanaan
dan kepraktisannya. Biasanya menggunakan skala 0-10 atau 0-100
d.
Prosedur
yang menggunakan teknik statistic yang lebih kompleks, yakni penstandarisasian
dan penormalisasian. Dikatakan penstandarisasian karena dalam mentransformasikan
skor-skor siswa menggunakan standar deviasi, dan dikatakan dengan penormalisasian
adalah tahap selanjutnya setelah tahap pertama yakni distribusi atau pancaran skor-skor itu dikonfrontasikan dengan kurva normal.[11]
2.
Mekanisme Penilaian Berbasis Kelas
a.
Penentuna
tujuan evaluasi (penilaian)
Tujuan evaluasi dan penilaian pada umumnya adalah mengetahui
mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses KBM, dan mengetahui
kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam proses KBM.
b.
Penyusunan
Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah Deskripsi atau ruang lingkup dari apa yang akan
diujikan
c.
Telaah
atau review dan revisi soal
Digunakan untuk mengecek terkait kelemahan yang ada dalam soal
ujian
d.
Uji
Coba (Try out)
Mengetahui data empiric sejauh mana soal dapat mengukur kompetensi
dari peserta didik
e.
Penyusunan
Soal
Pada tahap ini terkandung prinsip validitas seperti urutan soal,
pengelompokan jenis soal dll
f.
Penyajian
Soal
Dalam menyajikan soal hal-hal yang diperhatikan adalah waktu penyajian, petunjuk yang jelas dalam menjawab soal, ruangan
dan tempat duduk peserta didik.
g.
Scorsing
Scorsing harus dilakukan oleh satu orang untuk menjaga keobjektifan
dari hasil scorsing
h.
Pengolahan
hasil tes
Hasil diolah dengan mencari konversi nilai.
i.
Pelaporan
hasil test
Laporan hasil diberikan kepada peserta didik, orang tua (wali) dan
kepada kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait.
j.
Pemanfaatan
hasil test
Pemanfaatan hasil tes dapat digunakan untuk perbaikan dan
penyempurnaan system, proses ataupun kegiatan belajar mengajar, atau sebagai
salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan.[12]
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Zainal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik dan Prosedur. 2011. (Bandung;PT.
Remaja Rodakarya)
Haryati, Mimin. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi:Teori dan
Praktek. 2007. (Jakarta;Gaung Persada Press.)
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP. 2007.
(Jakarta;Rajagrafindo Persada)
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. 2007. (Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya)
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, 2009. (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya)
Ramayulis. Ilmu pendidikan Islam. 2006. (Jakarta;Kalam
Mulia)
Sudjana, Nana. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. 1995. (Bandung:Remaja Rosdakarya)
Sudjiono, Anas. Pengantar
Evaluasi PEndidikan. 1998. (Jakarta;Fajar Intreparata Offset)
Surapranata, Sumarna. Hatta, Muhammad. Penilaian Berbasis kelas,
Penilaian Portofolio. 2007. (Bandung;PT. Remaja Rosdakarya)
Suwandi, Sarwiji. Model Asesmen dalam Pembelajaran. 2011.
(Surakarta; Yuma Pustaka).
[1] Anas Sudjiono,
PEngantar Evaluasi PEndidikan, (Jakarta;Fajar Intreparata Offset, 1998),
hal. 2
[2] Ibid., 32
[3] Nana Sudjana, Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 12
[4] Sarwiji Suwandi,
Model Asesmen dalam Pembelajaran. (Surakarta; Yuma Pustaka, 2011), 26-27
[5] Sumarna Surapranata,
Muhammad Hatta, Penilaian berbasis kelas, Penilaian Portofolio. (Bandung;PT.
Remaja ROsdakarya, 2007), 9-11
[6] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 195-201
[7] Supranata, Penilaian
Portoofolio, 21
[8] MimIn Haryati,
Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi:Teori dan Praktek, (Jakarta;Gaung
Persada Press, 2007), hal. 55-56
[9]
Zainal Arifin, Evaluasi
Pembelajaran Prinsip, Teknik dan Prosedur, (Bandung;PT. Remaja Rodakarya,
2011), 45
[10] Kunandar, Guru
Profesional Implementasi Kurikulum KTSP, (Jakarta;Rajagrafindo Persada, 2007),
395
[11] Ngalim
Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung; PT.
Remaja ROsdakarya, 2009), hal. 79-81
[12] Ramayulis, Ilmu
pendidikan Islam, (Jakarta;Kalam Mulia, 2006), hal. 232-234